Komunitas Petani Lele di Kabupaten Kuningan kini sudah dapat perhatian dari banyak pihak, terbukti dengan meningkatnya pesanan baik dari dalam maupun luar Kuningan. Ini menjadi salah satu kebanggaan sekaligus tantangan bagi anggota kelompok khususnya yang tergabung dalam organisasi JKMPP.
Menjadi kebanggaan karena setelah bersusah payah untuk memasyarakatkan ikan lele kini sudah mulai kelihatan hasilnya. Dan menjadi tantangan karena mengingat pesanan yang begitu banyak, sedangkan tingkat kemampuan produksi masih belum sepadan sehingga mereka sering mengalami kesulitan darimana harus mendatangkan barang (ikan) untuk pesanan tersebut.
Yang menjadi kendala di kelompok adalah tingkat kematian yang sulit ditekan, juga harga pakan buatan (pellet) yang harganya cukup mahal sehingga jika dikalkulasikan kadang petani mengalami kerugian. Misalnya Pa Uri, adalah salah satu petani Ikan Lele di daerah Kuningan kota. Ia menanam lele sebanyak 1 kwintal atau sekitar 2500 ekor. Ia membeli ikan sangkal untuk dibesarkan tersebut dengan harga Rp 15.000,-/Kg. ketika sudah 40 hari ia jual semua ikan-ikannya, setelah ditimbang hanya berbobot kurang dari 1 Kwintal. Penurunan bobot tersebut terjadi karena kematian yang cukup besar. Ia juga selama pemeliharaan telah menghabiskan pakan sekitar 2 Kwintal lebih yang harganya sekitar Rp. 5.000,-/Kg. tentu ini adalah sebuah kerugian buat Pa Uri.
Dari pengalaman tersebut kami ingin mensiasati dari faktor pakan, kami akan mencoba membuat pakan sendiri atau membuat pelet sendiri dengan bahan-bahan yang murah namun memiliki kadar protein tinggi. Buat teman-teman yang memiliki ilmu tentang pembuatan pakan untuk ikan lele kami tunggu postingannya. Terima kasih.
Pedro_baina@yahoo.co.id
21 April 2009
GELIAT PETANI IKAN LELE
Label: Wirausaha
Diposting oleh rakom BAINA di Selasa, April 21, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip
- Juli 2009 (1)
- Juni 2009 (2)
- Mei 2009 (3)
- April 2009 (3)
- Maret 2009 (4)
- Juli 2008 (5)
- Maret 2008 (1)
- Februari 2008 (1)
0 komentar:
Posting Komentar