Masyarakat Kabupaten Kuningan sangat gemar mengkonsumsi ikan basah terutama ikan air tawar. Beberapa jenis ikan yang banyak diminati diantaranya ikan gurame, mas, nila, nilem dan lele. Untuk mencukupi kebutuhan pasar, baru 40% yang bisa dipenuhi dari hasil perikanan domestik, sebagian besar (60%) masih mendatangkan dari luar kabupaten, diantaranya dari Ciamis, Majalengka, Cirebon, Bandung dan Sukabumi. Kurangnya ketersediaan ikan konsumsi, diakibatkan oleh fungsi sebagian besar usaha perikanan bersifat subsisten (untuk konsumsi sendiri) dan juga lebih diakibatkan karena kurangnya penyediaan benih ikan yang bermutu dalam jumlah cukup dan kontinyu.
Berbekal pengalaman usaha pembenihan dan pembesaran ikan selama 2 tahun (semenjak tahun 2007 s/d sekarang) dan didasarkan dari ketersediaan air permukaan yang mencukupi sepanjang tahun, jumlah ketersediaan kolam yang banyak dengan kondisi bangunan kolam yang permanen, serta sumber daya para pemuda yang memadai, maka kami para pegiat Radio Komunitas BAINA FM Desa Babakanmulya Kecamatan Jalaksana membentuk sebuah wadah bagi para pegiat perikanan yaitu Kelompok Taruna Tani BAINA, mengelola usaha pembenihan dan pembesaran ikan. Jenis ikan yang dikelola adalah yang mempunyai prospek pasar yang baik antara lain ikan nila, Mas, Gurame, lele, dll.
Tujuan pembentukan Kelompok Taruna Tani BAINA ini adalah:
a. Penguatan kelembagaan dan permodalan Kelompok Taruna Tani BAINA
b. Memenuhi kebutuhan benih ikan bermutu dalam jumlah cukup dan kontinyu
c. Memenuhi kebutuhan protein ikan bagi masyarakat dan mencukupi kebutuhan ikan bagi pasar domestik Kabupaten Kuningan.
d. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pemuda tani dan keluarganya.
Kegiatan usaha perikanan tersebut masih perlu mendapatkan dukungan dan bimbingan yang lebih intensif sehingga potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang ada dapat diberdayakan semaksimal mungkin dalam rangka pemenuhan protein hewani bagi pertumbuhan tubuh manusia.
(pedro_baina@yahoo.co.id)
09 Juni 2009
BAINA FM : Menumbuhkan Kelompok Taruna Tani
Label: Info BAINA
Diposting oleh rakom BAINA di Selasa, Juni 09, 2009 1 komentar
01 Juni 2009
GUNUNG CIREMAI : TUJUH PENDAKI TERSESAT
Gunung Ciremai berada di Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Posisi Geografis puncak Gunung Ciremai terletak pada 6° 53' 30" LS dan 108° 24' 00" BT, dengan ketinggian 3.078 m di atas permukaan laut. Puncak gunung Ciremai dapat dicapai melalui banyak jalur pendakian. Akan tetapi yang populer dan mudah diakses adalah melalui Desa Palutungan dan Desa Linggarjati di Kab. Kuningan, dan Desa Apuy di Kab. Majalengka.
Beberapa hari yang lalu yaitu hari Sabtu Tanggal 23 Mei 2009 dikabarkan sebanyak tujuh pendaki asal Bekasi tersesat di Gunung Ciremai sejak. Mereka mendaki sejak hari Kamis tanggal 21 Mei 2009, yang rencananya mereka hanya tiga hari ternyata hingga kontak terakhir Sabtu malam, mereka belum juga turun gunung, sedangkan mereka dalam kondisi tanpa makanan, serta perbekalan lain karena sudah habis selama tiga. Ditambah lagi salah satu di antara mereka terluka karena terjatuh kedalam jurang di lokasi Gua Lawet. Mereka semua ternyata tidak terdaftar dalam izin pendakian di Balai Taman Nasional Gunung Ciremai.
Gunung merupakan suatu gundukan tanah yang menjulang tinggi, biasanya memiliki sebuah titik tertinggi yang disebut puncak. Sebelum memasuki puncak tersebut tentu saja kita harus melewati beberapa tingkatan, baik tingkatan keadaan suhu udara maupun jenis pohon yang kita lewati. Ada yang disebut hutan belantara, yaitu sebuah lokasi pada ketinggian tertentu yang disitu banyak ditumbuhi pepohonan yang menjulang tinggi serta memiliki banyak belukar dan tidak jarang yang berlumut dikarenakan usia pohon yang sudah sangat tua serta kondisi suhu yang lembab.
Tentu saja kejadian ini selalu membawa hikmah. Ketika kita memasuki suatu tempat tentu kita haruslah memiliki etika. Begitu juga ketika kita memasuki Gunung atau Hutan belantara, terlebih lagi jika tempat tersebut jarang dilalui manusia. Selain kita harus bersikap “sopan” terhadap alam dan jangan mengganggu atau merusak, kita juga sebaiknya jangan berkata yang jelek. Menurut para ulama Berkata juga merupakan sebuah do’a, jadi jika kita berkata yang jelek maka do’a kita adalah jelek pula. Bertingkah laku yang “sopan” juga itu harus kita terapkan, karena didalam hutan terdapat banyak rumah, tentunya rumah para penghuni hutan.
Renungkanlah....
(pedro_baina@yahoo.co.id)
Label: Seputar Wilayah
Diposting oleh rakom BAINA di Senin, Juni 01, 2009 0 komentar
30 Mei 2009
Berwirausaha Perikanan
Baina FM, Kuningan. Jika membicarakan perikanan memang tidak akan habisnya untuk diobrolkan. Suka dan duka akan banyak menghiasi ruang lingkup bidang ini. Contohnya saja di Kabupaten Kuningan yang memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan pada bidang perikanan. Mengingat sumber air yang melimpah, seharusnya tidak sulit untuk mengembangkan perikanan di wilayah Kuningan.
Namun dalam perjalanannya tidaklah semudah yang dibayangkan, selain pengetahuan serta teknologi yang harus dikuasai oleh petani ikan, potensi wilayahpun harus disesuaikan dengan berbagai faktor, mulai dari faktor lingkungan, kondisi alam, suhu, ph tanah, ketersediaan pakan dan lain sebagainya.
Jika anda berniat untuk budidaya perikanan, sebaiknya kenali dahulu kondisi lingkungan sekitarnya, kemudian sesuaikan jenis ikan apa yang cocok dengan kondisi tersebut, serta tentukan apakah anda akan mengusahakan pada bagian pemijahan, pendederan, ataukah pembesaran. Setelah itu pelajari tentang teknologi dan pengetahuan tentang budidaya yang akan diusahakan.
Jika semua itu sudah dikuasai barulah pada tahap persiapan dan perencanaan budidaya. Tetapi jangan lupa satu faktor yang sangat penting adalah pemasaran. Sudahkah anda menemukan lubang pemasaran yang akan kita suplai dari hasil budidaya yang akan kita usahakan. Karena jika kita belum memiliki bayangan, niscaya nanti akan kebingungan ketika kita sudah siap menjual hasil, mau dikemanakan?
Mudah-mudahan tulisan ini dapat bermanfaat bagi anda yang memiliki hobi terhadap bidang perikanan.
(pedro_baina@yahoo.co.id)
Label: Wirausaha
Diposting oleh rakom BAINA di Sabtu, Mei 30, 2009 0 komentar
19 Mei 2009
HAMA DAN PENYAKIT PADA IKAN GURAME
Penyakit yang banyak menyerang Ikan Gurame diantaranya adalah disebabkan karena : Saprolegniasis sp.
Penyebab :
• Cendawan
Penyerangan :
■ Luka-luka pada kulit, temperatur dingin.
Gejala klinis :
■ Tubuh ikan ditumbuhi benang - benang halus seperti kapas, berwarna putih;
■ Menyerang tutup insang, kepala sirip;
■ Telur ikan diliputi benang-benang halus seperti kapas.
Pengobatan:
■ Pengobatan terhadap telur yang diserang dengan cara mencelupkan telur ke dalam larutan Malachite Green Oxalate dengan dosis 60 gr/m3 air, selama 15 menit.
Pencegahan:
■ Menjaga kebersihan kolam dan kwalitas air;
■ Jangan sampai memelihara ikan. yang luka.
pedro_baina@yahoo.co.id
Label: Wirausaha
Diposting oleh rakom BAINA di Selasa, Mei 19, 2009 0 komentar
15 Mei 2009
Baina FM Gelar Acara Off Air
Dalam rangka untuk mendongkrak kembali kepopuleran penyiaran serta untuk kembali menghimpun para Fans Baina FM, maka Radio Komunitas Baina FM mengadakan gelaran acara off air Undian Berhadiah. Dengan dukungan salah satu perusahaan swasta serta dengan kegigihan para pengelola RAKOM Baina FM, acara ini akan memakan waktu sekitar 2 bulan.
Acara ini diberi nama UNDIAN DJARUM COKLAT BERHADIAH. Setiap pembelian satu bungkus Rokok JARUM COKLAT di Radio Baina FM dengan harga yang sama dengan harga pasaran, maka pembeli mendapatkan satu lembar kartu attensi berhadiah, yang mana kartu atensi tersebut selain berfungsi sebagai untuk memunta lagu pada acara radio, setelahnya akan di ikutkan kedalam undian berhadiah. Hadiah yang disuguhkan dari sponsor juga cukup menarik diantaranya Televisi berwarna, DVD player, Kipas Angin, Dispenser, Setrikaan, dan lain-lain.
Semua hadiah disediakan dari pihak sponsor, selain itu pula sponsor bersedia untuk membayak biaya siar yang jumlahnya cukup lumayan, serta pada waktu pengundian juga pihak sponsor yang akan mendanai semuanya dari mulai Tenda, Organ Tunggal, dan perlengkapan lainnya.
Mudah-mudahan kegiatan ini dapat menginspirasi terutama para pengelola Radio Komunitas yang merasa kesulitan dalam memperoleh sponsor. Memang sponsor juga tidak mau rugi, mereka juga menuntut kontribusi lain dari Radio. Namun selama itu tidak merugikan pihak Radio, ini dapat dijadikan langkah awal untuk menjalin kerjasama baik dengan pihak swasta maupun dengan pihak lainnya…
(pedro_baina@yahoo.co.id)
Label: Info BAINA
Diposting oleh rakom BAINA di Jumat, Mei 15, 2009 0 komentar
21 April 2009
TENTANG PEMILU DI JALAKSANA
Pada Pemilu Legislatif 2009 ini secara umum memang sangat berbeda dengan pemilu sebelumnya, pasalnya tatacara pemilihannyapun sangat berbeda dari pencoblosan menjadi pencontrengan. Hal ini saja cukup membuat masyarakat jadi bingung, ditambah lagi jumlah partai yang dirasa terlalu banyak dan Calegnya yang seabreg. Tentu masyarakat menjadi lebih bingung.Jika dilihat dari kertas suara yang begitu besar serta tulisan yang sangat kecil, ini sangat menyulitkan masyarakat terutama yang sudah memiliki kekurangan penglihatan atau buta huruf.
Di Kecamatan Jalaksana secara umum pemilu ini dinilai cukup lancar. Meskipun tatacara pemilihan yang relatif sulit, ternyata partisipasi pemilih mencapai 71%. Dari pemilih yang terdaftar dalam DPT sebanyak 32.227 orang, yang menggunakan hak pilihnya ada sebanyak 22.891 orang. Itu terbukti bahwa kepedulian masyarakat terhadap masa depan Bangsa dan Negara ini masih cukup bagus. Mudah mudahan hal ini menjadi pemacu bagi para Anggota legislatif yang baru dapat kusri untuk menjalankan amanat rakyat dengan baik. Semoga...
pedro_baina@yahoo.co.id
Label: Seputar Wilayah
Diposting oleh rakom BAINA di Selasa, April 21, 2009 0 komentar
GELIAT PETANI IKAN LELE
Komunitas Petani Lele di Kabupaten Kuningan kini sudah dapat perhatian dari banyak pihak, terbukti dengan meningkatnya pesanan baik dari dalam maupun luar Kuningan. Ini menjadi salah satu kebanggaan sekaligus tantangan bagi anggota kelompok khususnya yang tergabung dalam organisasi JKMPP.
Menjadi kebanggaan karena setelah bersusah payah untuk memasyarakatkan ikan lele kini sudah mulai kelihatan hasilnya. Dan menjadi tantangan karena mengingat pesanan yang begitu banyak, sedangkan tingkat kemampuan produksi masih belum sepadan sehingga mereka sering mengalami kesulitan darimana harus mendatangkan barang (ikan) untuk pesanan tersebut.
Yang menjadi kendala di kelompok adalah tingkat kematian yang sulit ditekan, juga harga pakan buatan (pellet) yang harganya cukup mahal sehingga jika dikalkulasikan kadang petani mengalami kerugian. Misalnya Pa Uri, adalah salah satu petani Ikan Lele di daerah Kuningan kota. Ia menanam lele sebanyak 1 kwintal atau sekitar 2500 ekor. Ia membeli ikan sangkal untuk dibesarkan tersebut dengan harga Rp 15.000,-/Kg. ketika sudah 40 hari ia jual semua ikan-ikannya, setelah ditimbang hanya berbobot kurang dari 1 Kwintal. Penurunan bobot tersebut terjadi karena kematian yang cukup besar. Ia juga selama pemeliharaan telah menghabiskan pakan sekitar 2 Kwintal lebih yang harganya sekitar Rp. 5.000,-/Kg. tentu ini adalah sebuah kerugian buat Pa Uri.
Dari pengalaman tersebut kami ingin mensiasati dari faktor pakan, kami akan mencoba membuat pakan sendiri atau membuat pelet sendiri dengan bahan-bahan yang murah namun memiliki kadar protein tinggi. Buat teman-teman yang memiliki ilmu tentang pembuatan pakan untuk ikan lele kami tunggu postingannya. Terima kasih.
Pedro_baina@yahoo.co.id
Label: Wirausaha
Diposting oleh rakom BAINA di Selasa, April 21, 2009 0 komentar
03 April 2009
ECENG GONDOK PEMBERSIH POLUTAN LOGAM BERAT
Harian Kompas memberitakan, Sungai Citarum serta Waduk Saguling dan Cirata di Kabupaten Bandung tercemar logam berat. Dalam daging ikan mas dan nila yang hidup di waduk tersebut ditemukan kandungan merkuri (Hg), tembaga (Cu), dan seng (Zn) dengan kadar yang cukup membahayakan. Logam berat itu diketahui terkonsentrasi di perut, lemak, dan daging ikan.
Temuan ini diikuti dengan imbauan agar masyarakat berhati-hati mengonsumsi ikan air tawar. Maklumlah, akumulasi logam berat di tubuh manusia, dalam jangka panjang, dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, seperti penyakit minamata, bibir sumbing, kerusakan susunan saraf, dan cacat pada bayi. Aparat terkait mengaku bahwa mereka telah berupaya untuk mencegah pencemaran tersebut dengan berbagai cara. Secara garis besar sebenarnya ada dua cara yang bisa dilakukan untuk mencegah dan mengatasi pencemaran perairan oleh logam berat, yaitu cara kimia dan biologi.
Cara kimia, antara lain dengan reaksi chelating, yaitu memberikan senyawa asam yang bisa mengikat logam berat sehingga terbentuk garam dan mengendap. Namun, cara ini mahal dan logam berat masih tetap berada di waduk meski dalam keadaan terikat. UNTUNGLAH ada penanggulangan secara biologi yang bisa menjadi alternatif terhadap mahalnya penanggulangan dengan cara kimia. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan eceng gondok (Eichornia crassipes).
Eceng gondok selama ini lebih dikenal sebagai tanaman gulma alias hama. Padahal, eceng gondok sebenarnya punya kemampuan menyerap logam berat. Kemampuan ini telah diteliti di laboratorium Biokimia, Institut Pertanian Bogor, dengan hasil yang sangat luar biasa.
Penelitian daya serap eceng gondok dilakukan terhadap besi (Fe) tahun 1999 dan timbal. Eceng gondok terbukti mampu menurunkan kadar polutan Pb dan Fe. Oleh karena itu, diyakini eceng gondok juga mampu menurunkan kadar polutan Hg, Zn, dan Cu yang mencemari Waduk Saguling dan Cirata. Sebab, secara struktur kimia, atom Hg, Zn, dan Cu termasuk dalam golongan logam berat bersama Pb dan Fe.
SELAIN dapat menyerap logam berat, eceng gondok dilaporkan juga mampu menyerap residu pestisida, contohnya residu 2.4-D dan paraquat. Dari hasil penelitian-penelitian itu dapat disimpulkan ternyata eceng gondok tidaklah sia-sia dicipta oleh Tuhan Yang Maha Esa, apalagi sebagai pengganggu manusia. Eceng gondok dapat dinyatakan sebagai pembersih alami perairan waduk atau danau terhadap polutan, baik logam berat maupun pestisida atau yang lain.
MEMANG dilaporkan eceng gondok dapat tumbuh sangat cepat pada danau maupun waduk sehingga dalam waktu yang singkat dapat mengurangi oksigen perairan, mengurangi fitoplankton dan zooplankton serta menyerap air sehingga terjadi proses pendangkalan, bahkan dapat menghambat kapal yang berlayar pada waduk. Namun, apa arti sebuah danau yang bersih dari eceng gondok jika ternyata air dan ikan yang ada di dalamnya tercemari polutan? Bahkan, bila suatu danau polutan sangat tinggi dan tidak ada tanaman yang menyerapnya, pencemaran dapat merembes ke air sumur dan air tanah di sekitar danau.
Pedro_baina@yahoo.co.id
Label: Bacaan
Diposting oleh rakom BAINA di Jumat, April 03, 2009 1 komentar
25 Maret 2009
Satu Menit yang Amat Berharga
Kunci sukses ibu rumah tangga, pandai-pandai mengatur waktu antara kantor dan rumah tangga 24 jam bisa terasa panjang, bisa pula terasa pendek, tergantung bagaimana Anda memanfaatkannya. Seorang ibu yang memiliki empat oramg putra termasuk dua balita , dengan dibantu seorang pelayan, mampu menyelesaikan tugas-tugas cuci, masak, bersih-bersih rumah dan setrika setiap hari. Itu masih ditambah komunikasi mingguan dengan pihak sekolah dari ke-3 putranya, mengikuti kursus tajwid dan bahasa Arab, aktif di majelis ta'lim masjid kompleks, membaca satu hingga dua buku setiap bulannya, khatam al-Qur'an setidaknya sekali dalam sebulan, membuka internet setidaknya satu jam setiap hari, dan menjadi agen sebuah majalah dakwah untuk menambah penghasilannya.
Waktu yang dimiliki setiap ibu sama, 24 jam sehari. Namun hasil yang diperoleh bisa jauh berbeda. Anda pun dapat mengelola waktu dengan baik, jika Anda mempersiapkan rencana dengan baik pula. Bagaimana jika dimulai sekarang?
Pilah Memilah Waktu
Dalam rutinitas kehidupan sebuah keluarga, masing-masing memiliki beberapa jenis waktu spesifik yang bisa diprioritaskan untuk diklasifikasikan. Seorang ibu yang juga bekerja di luar rumah harus bisa membagi waktu dengan baik antara pekerjaan kantor dengan rumah. Ia selesaikan pekerjaan kantor tanpa membawanya ke rumah. Di manapun ia berada ia bisa mengontrol kegiatan anak-anak lewat hand phonenya. Di rumah, ia akan bermain bersama balitanya secara total selama sepuluh hingga lima belas menit, namun setelah itu ia akan serius mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
Ibu yang lain tinggal bersama mertua yang sudah tua dan sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatan dan perhatian khusus, maka ia harus benar-benar membagi dengan baik waktu untuk mertua , suami dan untuk anak-anaknya. Ia banyak berbincang dengan mertua ketika anak-anak sedang sekolah, dan membimbing mertuanya untuk duduk di teras depan menikmati pemandangan luar. Sore hari ia harus menemani anak-anak belajar. Malam hari adalah waktu bersama keluarga di depan televisi, dan setelah anak-anak tidur ia akan menyediakan waktu satu jam untuk berdiskusi dengan suaminya.
Ada pula ibu yang sehari-hari ditinggal suaminya dinas di kota lain dan hanya pulang pada Sabtu dan Ahad. Maka dia meminta anak-anaknya untuk sebisa mungkin tidak membuat rencana kegiatan bersama teman-temannya pada Sabtu dan Ahad karena itu adalah waktu keluarga. Sebaliknya, Senin hingga Jum'at dipergunakan ibu untuk berbagai kegiatan sosial keagamaan untuk dirinya sendiri.
Secara umum pun, ibu bisa memilah pembagian waktu antara waktu untuk ibadah-ibadah maghdah dengan waktu untuk urusan duniawi. Dengan mengupayakan shalat tepat waktu, menyediakan waktu untuk shalat dhuha dan shalat lail, juga mengalokasikan beberapa puluh menit untuk membaca al- Qur'an
Bagaimana dengan model pengklasifikasian yang paling tepat untuk keluarga Anda? Tentukan prioritas pengklasifikasian waktu ini berdasar pengalaman rutinitas sehari-hari.
Semenitpun Berharga
Sekali waktu jadwal kegiatan itu dievaluasi. Bila merasa masih memiliki waktu luang pada sore hari, misalnya saat anak-anak menonton film anak di televisi, apa yang sebaiknya dilakukan? Sementara ia tetap berada di dekat putranya, mengingat film-film anak itupun masih memerlukan bantuan sensor dari orang tua. Maka memilih kegiatan membuat ketrampilan bisa menjadi solusinya. Membuat bunga dari pita, membuat tas dari manik-manik, menyulam kruistik, hingga membuat boneka, yang hasilnya bisa dijual ke tetangga kanan kiri untuk menambah penghasilan.
Bila Anda hanya memiliki waktu lima belas hingga tiga puluh menit sebelum Maghrib, ketika suami belum juga sampai di rumah, maka ia membaca beberapa buku bacaan untuk menghabiskan waktu, itu juga baik.
Jika kita bisa menghargai waktu, sesungguhnya semenit dalam sehari itu sangatlah berharga dan Anda akan bersyukur karena memiliki waktu luang walau hanya lima menit sehari. Misalnya kita memiliki wadah tertutup yang praktis, khusus untuk perangkat tas manik-maniknya yang bisa dengan mudah kita buka ataupun bereskan. Ketika menghadapi waktu luang walau hanya sepuluh menit, kita akan meneruskan rangkaian manik-maniknya itu. Dengan cara seperti ini kita bisa menyelesaikan sebuah tas dalam waktu lima hari tanpa harus menyediakan waktu khusus untuk itu. Manakala dalam sebulan kita mampu membuat enam buah tas dengan harga satuan seratus ribu rupiah, Anda bisa hitung pemasukannya yang lumayan hanya dengan cara memanfaatkan waktu-waktu sisanya.
Lima menit setiap hari ketika ibu menunggu adzan dhuhur tiba, dalam sebulan menjadi 150 menit atau 2,5 jam. Waktu sebanyak itu bisa Anda pergunakan untuk membaca habis sebuah buku, atau menghafal satu surah pendek al -Qur'an, atau membuat manik-manik tas maupun tempat tissue. Nah, dalam setahun, berapa nilai tambah itu akan semakin bertambah?
Jangan membuang semenit pun waktu luang yang ada dalam hidup Anda. Seandainya Anda harus merebahkan diri untuk beristirahatpun, manfaatkan untuk berzikir dengan nyaman!
Ingatlah pesan-pesan Rasulullah saw ini: "Pada setiap terbit fajar ada dua malaikat berseru :'Wahai anak Adam, aku adalah hari yang baru, dan aku dating untuk menyaksikan semua amalan kamu,oleh sebab itu manfaatkanlah aku sebaik-baiknya, karena aku tidak akan kembali lagi hingga hari Pengadilan'"(Hadis). Juga , "Rugilah barang siapa yang dalam dua hari hidupnya sama saja."
(pedro_baina@yahoo.co.id)
Label: TIPS
Diposting oleh rakom BAINA di Rabu, Maret 25, 2009 0 komentar
BUDIDAYA TANAMAN SECARA VERTIKULTUR
Vertikultur berasal dari istilah dalam bahasa lnggris yaitu verticulture (vertical dan culture) artinya sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat. Cara bercocok tanam secara vertikultur ini sebenarnya sama saja dengan bercocok tanam di kebun atau di sawah. Perbedaannya terletak pada lahan yang digunakan. Misalnya, lahan 1 meter mungkin hanya bisa untuk menanam 5 batang tanaman. Dengan sistem vertikultur bisa untuk 20 batang tanaman. Banyak sedikitnya tanaman yang akan kita budidayakan bergantung pada model wadah yang kita gunakan. Sistem vertikultur ini sangat cocok diterapkan bagi petani atau perorangan yang mempunyai lahan sempit, namun ingin menanam tanaman sebanyak-banyaknya.
Untuk memulai budidaya tanaman secara vertikultur sebenarnya tidak perlu direpotkan dengan peralatan dan bahan yang akan menghabiskan biaya yang besar, yang penting wadah yang dipakai dapat menyediakan ruang tumbuh yang baik bagi tanaman. Namun terkadang kita ingin hasilnya nanti tidak hanya berupa panen tapi juga keindahan tanaman yang ditanam secara vertikultur dan struktur bangunan/wadah tanam tahan lama.
Alat yang diperlukan adalah sebagai berikut :
- gergaji/parang - palu
- paku - tang
- gunting - cangkul
- sekop - bor
- kayu - dll.
Bahan yang diperlukan adalah sebagai berikut :
- pralon/bambu/talang/papan - kaso
- reng - plastik bening
- pupuk kandang - tanah gembur
- sekam, serutan, atau gergaji kayu - kotak semai untuk benih
Banyak sedikitnya alat dan bahan yang digunakan bergantung pada bangunan dan model wadah yang akan kita pilih. Ukuran panjang-pendek, tinggi-rendah, serta besar kecilnya tergantung lahan yang kita miliki.
Cara Pembuatannya sebagai berikut :
Ukur terlebih dulu jarak lubangnya, misalnya 10 sampai dengan 15 cm.
Tandai silang dengan pensil sepanjang 10 cm.
Dari batas 10 cm tersebut ukur naik 10 cm.
Lakukan seterusnya sehingga sampai ujung pralon.
Gergajilah setiap tanda silang dengan lebar 10 cm.
Siapkan lampu teplok.
Pralon yang sudah digergaji dipanaskan dengan lampu teplok.
Bila sudah agak lembek, cepat tekan ke dalam dengan besi atau kayu bulat.
Bagian atas ditekan ke dalam untuk menahan tanah / akar tanaman.
Bagian bawah ditekan keluar.
Agar bisa berdiri tegak, bagian bawah bisa di cor permanen atau bisa pula diberi pemberat semen dengan wadah kaleng atau pot.
Setelah lubang tanam selesai dibuat, siapkan tanah gembur, pasir, dan kompos dengan ukuran 1 : 1 : 1 dan bisa ditambahkan pupuk urea. Biarkan selama lebih kurang 1 minggu dengan setiap kali disiram air dari lubang atas.
Pada dasarnya semua tanaman bisa ditanam dalam wadah pralon. Namun, sebaiknya hal itu dilakukan untuk tanaman yang tingginya kurang dari satu meter. Untuk tanaman yang tidak membutuhkan banyak air dan banyak sinar matahari, bisa ditanam di lubang atas dan perlu banyak air di bagian bawah. Misalnya di bagian atas cabai, di tengah seledri, dan bawah ginseng atau katuk. Kita harus pula sering menambahkan kompos atau tanah gembur di setiap lubang apabila media tanahnya berkurang.
Apabila Anda punya sisa-sisa pralon bekas membangun rumah, jangan dibuang. Itu bisa dijadikan menjadi wadah tanam yang indah dan unik. Pandai-pandailah memanfaatkan lahan di pekarangan / halaman kita untuk berbagai tanaman produktif atau tanaman obat. Di rumah yang sudah tak ada tanah kosong karena dipenuhi bangunan, atap kamar dan pagar rumah serta lokasi di atas got dapat dimanfaatkan untuk lahan pertanian. Mulai dari tanaman sayuran, tanaman obat sampai ke tanaman buah-buahan bisa dimiliki. Semuanya bisa tumbuh subur bersamaan kalau kita telaten merawat dan memberikan kasih sayang.
PEMELIHARAAN TANAMAN
Tanaman juga memerlukan perawatan, seperti halnya makhluk hidup yang lain. Tanaman memerlukan perhatian dan kasih sayang. Selain penyiraman dilakukan setiap hari juga perlu pemupukan, dan juga pengendalian hama penyakit.
a. Pemupukan
Sebaiknya pupuk yang digunakan adalah pupuk organik misalnya pupuk kompos, pupuk kandang atau pupuk bokashi yang menggunakan teknologi mikroorganisme 4 (EM4). Agar buah tidak mudah rontok sebaiknya menggunakan KCL satu sendok teh atau sendok makan tergantung besar kecilnya pohon. Pemberian KCL sebaiknya setiap 5 sampai 6 bulan sekali. Di perkotaan, pupuk kandang atau kompos harganya menjadi mahal. Kalau kita mau irit/berhemat, kita bisa membuatnya sendiri. Limbah dapur atau daun-daun kering bisa kita manfaatkan untuk pembuatan pupuk bokashi (baca artikel resep bokashi). Dewasa ini masyarakat mulai banyak mempertimbangkan mengkonsumsi hasil panen yang Iebih sehat cara penanamannya, yakni yang menggunakan pupuk dan pengendalian hama alami. Meski lebih mahal tetap dibeli karena dirasa lebih aman dikonsumsi untuk kesehatan.
b. Pengendalian Hama Secara Alami
Saat ini banyak dijual racun pestisida yang menggunakan bahan kimia. Sayuran yang penampilannya tampak cantik, segar dan bersih kadang kala malah berbahaya untuk dikonsumsi, karena banyak menggunakan pestisida kimia. lni bisa membahayakan kesehatan. Hal yang perlu diperhatikan apabila kita terpaksa menggunakan bahan kimia harus benar-benar selektif agar tanaman yang kita usahakan tidak tercemar. Sebaiknya dua minggu sebelum masa panen jangan menggunakan obat/racun pestisida.
Untuk berkebun di rumah sebaiknya jangan menggunakan bahan kimia. Ditekankan pula jangan menggunakan furadan untuk membunuh hama yang ada di dalam tanah. Penggunaan furadan bisa mengurangi tingkat kesuburan tanah dan juga mencemari tanaman kurang lebih selama sebulan. Jadi, sebaiknya untuk tanaman sayuran tidak perlu menggunakan furadan
PEMANENAN DAN PASCAPANEN
Pemanenan sayuran biasanya dilakukan dengan sistem cabut akar (sawi, bayam, seledri, kemangi, slada, kangkung dan sebagainya). Apabila kita punya tanaman sendiri dan dikonsumsi sendiri akan lebih menghemat apabila kita potong daunnya. Dengan cara tersebut tanaman sayuran bisa bertahan lebih lama dan kita bisa panen berulang-ulang. Upaya lain agar hasil Pasca Panen punya nilai lebih dan tahan lama hendaknya dilakukan pengolahan menjadi suatu produk yang mempunyai nilai lebih.
SEHAT
Banyak cara hidup sehat. Salah satunya adalah mengkonsurnsi makanan yang sehat. Tanpa banyak mengandung unsur kimiawi, zat pewarna atau pengawet. Begitu pula dengan tinggal di rumah yang sehat. Penuh ”warna” oleh pepohonan, jauh dari pencemaran lingkungan.
Teknik vertikultur adalah upaya untuk menghasilkan tanaman yang lebih higienis dan ramah. Terlebih lagi bila pertanian tersebut dipakai dengan konsep organik, tentu hasilnya akan berbeda. Pemilik kebun dapat membuat sendiri pupuk alami dari bahan-bahan sederhana, yang diperoleh dari limbah atau sampah dapur. Untuk urusan hama penyakit pun tak perlu khawatir, resep tradisional peninggalan orangtua mampu menghadapi hama itu (baca artikel pestisida nabati).
Memang hasil panen dari kebun kecil ini tidak sebesar dengan cara konvensional. Yang umumnya memakai pupuk kimia jenis urea, TSP, atau NPK dalam unsur tanah. Di balik itu ada hasil yang lebih membanggakan bila memakai cara alami. Asupan zat kimia ke dalam tanaman dapat diperkecil. Air untuk menyiram pohon juga jauh lebih bersih.
Untuk budidaya sayuran cara vertikultur temyata hasil panennya tidak jauh dengan petani umumnya. Pohon cabai dapat dipetik hasilnya pada usia tiga bulan. Tanaman sawi atau selada bisa dipanen ketika umur 40 hari. Terong atau pare berbuah di usia tiga bulan. Begitu juga dengan bayam yang siap dipetik pada hari ke-28. lbu-ibu tak perlu repot untuk pergi ke pasar atau supermarket untuk membeli sayuran yang lebih fresh. Hasil ladang bertingkat di halaman jauh lebih segar daripada di sana. Lagipula ada kepuasan batin untuk itu. Memakan hasil bumi dari jerih payah sendiri, meskipun sedikit adanya.
(pedro_baina@yahoo.co.id)
Label: Wirausaha
Diposting oleh rakom BAINA di Rabu, Maret 25, 2009 2 komentar
Arsip
- Juli 2009 (1)
- Juni 2009 (2)
- Mei 2009 (3)
- April 2009 (3)
- Maret 2009 (4)
- Juli 2008 (5)
- Maret 2008 (1)
- Februari 2008 (1)