25 Maret 2009

BUDIDAYA TANAMAN SECARA VERTIKULTUR

Vertikultur berasal dari istilah dalam bahasa lnggris yaitu verticulture (vertical dan culture) artinya sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat. Cara bercocok tanam secara vertikultur ini sebenarnya sama saja dengan bercocok tanam di kebun atau di sawah. Perbedaannya terletak pada lahan yang digunakan. Misalnya, lahan 1 meter mungkin hanya bisa untuk menanam 5 batang tanaman. Dengan sistem vertikultur bisa untuk 20 batang tanaman. Banyak sedikitnya tanaman yang akan kita budidayakan bergantung pada model wadah yang kita gunakan. Sistem vertikultur ini sangat cocok diterapkan bagi petani atau perorangan yang mempunyai lahan sempit, namun ingin menanam tanaman sebanyak-banyaknya.
Untuk memulai budidaya tanaman secara vertikultur sebenarnya tidak perlu direpotkan dengan peralatan dan bahan yang akan menghabiskan biaya yang besar, yang penting wadah yang dipakai dapat menyediakan ruang tumbuh yang baik bagi tanaman. Namun terkadang kita ingin hasilnya nanti tidak hanya berupa panen tapi juga keindahan tanaman yang ditanam secara vertikultur dan struktur bangunan/wadah tanam tahan lama.
Alat yang diperlukan adalah sebagai berikut :
- gergaji/parang - palu
- paku - tang
- gunting - cangkul
- sekop - bor
- kayu - dll.
Bahan yang diperlukan adalah sebagai berikut :
- pralon/bambu/talang/papan - kaso
- reng - plastik bening
- pupuk kandang - tanah gembur
- sekam, serutan, atau gergaji kayu - kotak semai untuk benih
Banyak sedikitnya alat dan bahan yang digunakan bergantung pada bangunan dan model wadah yang akan kita pilih. Ukuran panjang-pendek, tinggi-rendah, serta besar kecilnya tergantung lahan yang kita miliki.
Cara Pembuatannya sebagai berikut :
 Ukur terlebih dulu jarak lubangnya, misalnya 10 sampai dengan 15 cm.
 Tandai silang dengan pensil sepanjang 10 cm.
 Dari batas 10 cm tersebut ukur naik 10 cm.
 Lakukan seterusnya sehingga sampai ujung pralon.
 Gergajilah setiap tanda silang dengan lebar 10 cm.
 Siapkan lampu teplok.
 Pralon yang sudah digergaji dipanaskan dengan lampu teplok.
 Bila sudah agak lembek, cepat tekan ke dalam dengan besi atau kayu bulat.
 Bagian atas ditekan ke dalam untuk menahan tanah / akar tanaman.
 Bagian bawah ditekan keluar.
 Agar bisa berdiri tegak, bagian bawah bisa di cor permanen atau bisa pula diberi pemberat semen dengan wadah kaleng atau pot.

 Setelah lubang tanam selesai dibuat, siapkan tanah gembur, pasir, dan kompos dengan ukuran 1 : 1 : 1 dan bisa ditambahkan pupuk urea. Biarkan selama lebih kurang 1 minggu dengan setiap kali disiram air dari lubang atas.
Pada dasarnya semua tanaman bisa ditanam dalam wadah pralon. Namun, sebaiknya hal itu dilakukan untuk tanaman yang tingginya kurang dari satu meter. Untuk tanaman yang tidak membutuhkan banyak air dan banyak sinar matahari, bisa ditanam di lubang atas dan perlu banyak air di bagian bawah. Misalnya di bagian atas cabai, di tengah seledri, dan bawah ginseng atau katuk. Kita harus pula sering menambahkan kompos atau tanah gembur di setiap lubang apabila media tanahnya berkurang.
Apabila Anda punya sisa-sisa pralon bekas membangun rumah, jangan dibuang. Itu bisa dijadikan menjadi wadah tanam yang indah dan unik. Pandai-pandailah memanfaatkan lahan di pekarangan / halaman kita untuk berbagai tanaman produktif atau tanaman obat. Di rumah yang sudah tak ada tanah kosong karena dipenuhi bangunan, atap kamar dan pagar rumah serta lokasi di atas got dapat dimanfaatkan untuk lahan pertanian. Mulai dari tanaman sayuran, tanaman obat sampai ke tanaman buah-buahan bisa dimiliki. Semuanya bisa tumbuh subur bersamaan kalau kita telaten merawat dan memberikan kasih sayang.

PEMELIHARAAN TANAMAN
Tanaman juga memerlukan perawatan, seperti halnya makhluk hidup yang lain. Tanaman memerlukan perhatian dan kasih sayang. Selain penyiraman dilakukan setiap hari juga perlu pemupukan, dan juga pengendalian hama penyakit.
a. Pemupukan
Sebaiknya pupuk yang digunakan adalah pupuk organik misalnya pupuk kompos, pupuk kandang atau pupuk bokashi yang menggunakan teknologi mikroorganisme 4 (EM4). Agar buah tidak mudah rontok sebaiknya menggunakan KCL satu sendok teh atau sendok makan tergantung besar kecilnya pohon. Pemberian KCL sebaiknya setiap 5 sampai 6 bulan sekali. Di perkotaan, pupuk kandang atau kompos harganya menjadi mahal. Kalau kita mau irit/berhemat, kita bisa membuatnya sendiri. Limbah dapur atau daun-daun kering bisa kita manfaatkan untuk pembuatan pupuk bokashi (baca artikel resep bokashi). Dewasa ini masyarakat mulai banyak mempertimbangkan mengkonsumsi hasil panen yang Iebih sehat cara penanamannya, yakni yang menggunakan pupuk dan pengendalian hama alami. Meski lebih mahal tetap dibeli karena dirasa lebih aman dikonsumsi untuk kesehatan.
b. Pengendalian Hama Secara Alami
Saat ini banyak dijual racun pestisida yang menggunakan bahan kimia. Sayuran yang penampilannya tampak cantik, segar dan bersih kadang kala malah berbahaya untuk dikonsumsi, karena banyak menggunakan pestisida kimia. lni bisa membahayakan kesehatan. Hal yang perlu diperhatikan apabila kita terpaksa menggunakan bahan kimia harus benar-benar selektif agar tanaman yang kita usahakan tidak tercemar. Sebaiknya dua minggu sebelum masa panen jangan menggunakan obat/racun pestisida.
Untuk berkebun di rumah sebaiknya jangan menggunakan bahan kimia. Ditekankan pula jangan menggunakan furadan untuk membunuh hama yang ada di dalam tanah. Penggunaan furadan bisa mengurangi tingkat kesuburan tanah dan juga mencemari tanaman kurang lebih selama sebulan. Jadi, sebaiknya untuk tanaman sayuran tidak perlu menggunakan furadan

PEMANENAN DAN PASCAPANEN
Pemanenan sayuran biasanya dilakukan dengan sistem cabut akar (sawi, bayam, seledri, kemangi, slada, kangkung dan sebagainya). Apabila kita punya tanaman sendiri dan dikonsumsi sendiri akan lebih menghemat apabila kita potong daunnya. Dengan cara tersebut tanaman sayuran bisa bertahan lebih lama dan kita bisa panen berulang-ulang. Upaya lain agar hasil Pasca Panen punya nilai lebih dan tahan lama hendaknya dilakukan pengolahan menjadi suatu produk yang mempunyai nilai lebih.

SEHAT
Banyak cara hidup sehat. Salah satunya adalah mengkonsurnsi makanan yang sehat. Tanpa banyak mengandung unsur kimiawi, zat pewarna atau pengawet. Begitu pula dengan tinggal di rumah yang sehat. Penuh ”warna” oleh pepohonan, jauh dari pencemaran lingkungan.
Teknik vertikultur adalah upaya untuk menghasilkan tanaman yang lebih higienis dan ramah. Terlebih lagi bila pertanian tersebut dipakai dengan konsep organik, tentu hasilnya akan berbeda. Pemilik kebun dapat membuat sendiri pupuk alami dari bahan-bahan sederhana, yang diperoleh dari limbah atau sampah dapur. Untuk urusan hama penyakit pun tak perlu khawatir, resep tradisional peninggalan orangtua mampu menghadapi hama itu (baca artikel pestisida nabati).
Memang hasil panen dari kebun kecil ini tidak sebesar dengan cara konvensional. Yang umumnya memakai pupuk kimia jenis urea, TSP, atau NPK dalam unsur tanah. Di balik itu ada hasil yang lebih membanggakan bila memakai cara alami. Asupan zat kimia ke dalam tanaman dapat diperkecil. Air untuk menyiram pohon juga jauh lebih bersih.
Untuk budidaya sayuran cara vertikultur temyata hasil panennya tidak jauh dengan petani umumnya. Pohon cabai dapat dipetik hasilnya pada usia tiga bulan. Tanaman sawi atau selada bisa dipanen ketika umur 40 hari. Terong atau pare berbuah di usia tiga bulan. Begitu juga dengan bayam yang siap dipetik pada hari ke-28. lbu-ibu tak perlu repot untuk pergi ke pasar atau supermarket untuk membeli sayuran yang lebih fresh. Hasil ladang bertingkat di halaman jauh lebih segar daripada di sana. Lagipula ada kepuasan batin untuk itu. Memakan hasil bumi dari jerih payah sendiri, meskipun sedikit adanya.
(pedro_baina@yahoo.co.id)

2 komentar:

  1. salam kenal,
    Artikel bagus.. layak dicontoh kayaknya lebih bagus kalo ada gambarnya agar dapt gambaran lebih bentuk pralon yang telah dibentuk.
    Untuk tanaman hias dan tanaman tomat, cabe dan bawang daun.. wah asik nih ntar panen bisa bikin indomie nikmaaat...

    BalasHapus
  2. terimakasih atas kunjungannya Om... Makasih juga masukannya, emang tadinya mau masukin foto-fotonya, tapi asa kurang cocok fotonya... jadi lagi nyari foto yang ngepas gituch...

    BalasHapus


Blogspot Templates by Isnaini Dot Com and Wedding Bands. Powered by Blogger